Contoh Penerapan Knowledge Management di Perusahaan

Banyak perusahaan baik di Indonesia maupun luar negeri yang sudah menerapkan knowledge management untuk meningkatkan persaingan bisnis. Unilever Indonesia menjadi organisasi pertama asal Indonesia yang menjadi pemenang Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Asia. Kriteria yang dimenangkan Unilever masing-masing adalah ‘Menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif’, dan ‘Menciptakan organisasi pembelajar’.
Penghargaan tersebut diumumkan di Seoul, 12 Oktober 2005 dalam acara Worl Knowledge Forum. Unilever Indonesia, secara mengejutkan menjadi salah satu dari 14 pemenang MAKE tingkat Asia di tahun ini. Studi MAKE dilaksanakan untuk pertama kalinya di Tanah Air pada tahun 2005. Disusul, pada Juni lalu, Dunamis Organization Services selaku panitia mengumumkan delapan pemenangnya.
Studi MAKE merupakan ajang untuk mengukur komitmen dan kematangan organisasi dalam knowledge management. Studi ini bermanfaat bagi organisasi-organisasi yang ingin mengetahui tingkat kesuksesan mereka dalam hal knowledge strategy jika dibandingkan dengan para pesaing atau perusahaan-perusahaan dunia yang knowledge-driven.
MAKE diharapkan akan mampu mendorong para pemimpin organisasi bisnis dan organisasi nirlaba dalam hal menciptakan intellectual capital dan kekayaan pemegang saham atau kemaslahatan pihak-pihak berkepentingan (stakeholder).
Dimensi penilaian adalah menciptakan budaya perusahaan yang didorong oleh pengetahuan, mengembangkan knowledge workers melalui kepemimpinan manajemen senior, dan menyajikan produk atau jasa atau solusi berbasis pengetahuan. Selain itu, memaksimalkan modal intelektualitas perusahaan, menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif, dan menciptakan suatu organisasi pembelajar (http://www.republika.co.id)

Sumber: http://mdany-simeb.blogspot.com/2007/09/contoh-penerapan-knowledge-management.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Knowledge Management

Knowledge Management(KM) mungkin barang “baru” bagi banyak kalangan, di dunia industry KM ini telah menjadi sesuatu yang sangat vital agar perusahaan menjadi survive dan sustainable dengan terus berinovasi. Modal penting berinovasi adalah tersedianya KM. Isu terbesar dari trend dunia setelah globalisasi adalah KM. Dunia industry menyebutnya sebagai Knowledge Based Business atau Knowledge Economy Driven.

Menurut Zack seorang Professor di sebuah University di US, agar sukses maka maka ada Gap yang harus dipenuhi antara “What we can do” dengan “What we must do”, tetapi jarang yang menyadari bahwa ada kaitan antara “What we can do” dengan “What we know”, antara “What we must do” dengan “What we must know”, oleh karena itu untuk menutupi atau menghilangkan Gap tersebut dengan cara memenuhi gap antara What we know dengan What we must know.

Itulah mengapa dibutuhkan Knowledge Management (KM). KM sendiri diawali dengan mendorong komunitas untuk berbagi (Knowlegde Sharing), baik dengan menuliskan apa yang ada di”Benak” (Tacit Knowldeg) mereka sampai mensubmit apa yang mereka punya untuk di submit ke dalam repository agar dapat dapat dinikmati oleh yang lain. Begitupula sebaliknya, komunitas praktisi juga harus dengan sukarela melakukan “Added Value” terhadap knowledge yang sudah di “submit” tersebut.

Wikipedia atau Pedia lainnya memang memiliki peran sebagai repository bagi knowledge, namun sebenarnya perlu ada repository khusus yang sifatnya local, bahkan dengan subject khusus misalnya matematika atau karakter dlsb. Tentunya harus ada Community of Practice yang merawat knowledge local tersebut.

Repository seperti wikipedia, jurnal, blogs dsbnya akan menjadi sumber dan resources bagi Community of Practice untuk nantinya difilter dan dikontekskan dengan subject dan kebutuhan pembelajaran bagi setiap subject (bahan mengajar) maupun level peserta belajar.

Ilustrasinya sebagai berikut :
Setiap anggota Community of Practice (CoPs) untuk Subject : Metode Pendidikan Karakter Anak, misalnya, akan dengan mudah berbagi knowledge dengan mensubmit artikel atau journal atau ide ke dalam Community Knowledge Repository (CKR). JIka diperlukan di dalam CKR ini akan dibuat lagi subspace (semacam folder) untuk Forum Diskusi, Artikel, Research, Journal dsbnya. Siapapun bisa sharing sepuas2nya. Disisi lain CKR ini juga dibuat untuk subject2 tertentu seperti Science, Creativity dsbnya.

Lalu bagaimana kita mencari hasil diskusi, journal atau artikel tertentu dsbnya… padahal setiap hari knowledge akan terus bertambah… nah disinilah perlunya TAXONOMY.. suatu metode untuk mengklasifikasi document yang kita submit..

Setiap member dari CoPs ketika melakukan submit ke dalam CKR perlu untuk menambahkan taxonomy dari METADATA document sehingga memudahkan kembali bagi ember lain untuk melakukan Retrieval. Tentunya harus duduk bareng untuk mendefinisikan Taxonomy yang sesuai. Secara umum taxonomy bisa disusun berdasarkan subject learning, object learning, source learning, type learning, institutional learning dsbnya. Tentunya secara hierarchy bisa di breakdown lagi sesuai dengan kebutuhan.

Satu hal lagi adalah perlunya SME (Subject Matter Expert) yang mengawal “Gold Knowledge”, artinya knowledge yang sudah siap dihidangkan dan digunakan secara instant oleh komunitas, hasil menggali atau menambang dari berbagai knowledge di CKR tadi. Tentunya di setiap komunitas ada dijumpai SME ini, yang tentunya mau berbagi dan menyediakan waktunya serta kepakarannya untuk komunitas.

Dalam jangka panjang Knowldge ini akan terus mengalami added value yang bermanfaat bagi komunitasnya serta ummat manusia secara keseluruhan. Inilah yang dimaksud “AMAL JARIAH” yang pahalanya mengalir terus menerus walaupun kita sudah tiada…

Dengan demikian Knowledge menjadi milik semua, pendidikan juga bisa dinikmati oleh semua. Knowledge for All, Education for All… menjadi kenyataan.

Sumber : Harry Santosa (Milist sekolahrumah@yahoogroups.com)

Sumber : http://salmanalfarisy.web.id/2007/09/01/knowledge-management/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

memilih bisnis Affiliasi

Menjalankan bisnis affiliasi bisa terbilang gampang-gampang susah. Kesalahan didalam memilih program affiliasi akan merugikan anda sebagai reseller. Selain rugi dana untuk pengembangan bisnis affiliasi anda, anda juga rugi waktu untuk kegiatan promosi bisnis ini.

Berikut ini ada beberapa tips yang saya kumpulkan dari berbagai sumber seperti buku cetak, ebook maupun dari artikel di internet agar anda tidak terjebak di bisnis affiliasi yang merugikan:

1. Mengetahui dengan detil perusahaan/pemilik produk yang menyelenggarakan program affiliate tersebut. Anda bisa cek kredibilitasnya dengan cara googling (mencari data di mesin pencari google) dengan mengetik kata seperti ‘nama pemilik program/perusahaan’, nama pemilik program/perusahaan penipu’, atau ,nama pemilik program/perusahaan scam’.

2. Pilih produk yang bermutu, bertahan dalam jangka waktu lama dan banyak dibutuhkan orang. Hal ini bisa anda lakukan dengan survey ke mesin pencari dengan kata ‘review produk affiliate’. Baca juga testimoni yang tertera pada website mengenai produk tersebut. Bila perlu lakukan survey terhadap pemberi testimoni tersebut.

3. Pilih program yang memberikan sistem konpensasi/komisi affiliateyang besar. Pilih yang memberi komisi minimal 30%. Semakin tinggi komisi semakin baik. Karena ini menentukan penghasilan anda. Bahkan saya pernah menemukan bisnis affiliasi yang membagikan komisi hingga 50% , bisa anda lihat disini

4. Pilih situs yang memiliki sistem otomatis, dan memungkinkan anda mengetahui hasil kerja anda sebagai affiliate.

5. Bila memungkinkan, pilih situs yang memiliki produk unik yang belum banyak di jual dan juga memiliki lebih dari satu produk, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan penghasilan berantai apabila konsumen membeli lagi produk yang lain.

6. Pilih situs yang sistem supportnya aktif. Anda bisa mencoba menghubungi tim supportnya baik melalui email, messenger juga telpon, untuk menilai apakah kinerja dibalik situs ini memuaskan atau tidak.

7. Pilih situs yang memiliki data cookies atau sistem lock visitor, sehingga anda tidak kehilangan calon konsumen anda.

Ke 7 point di atas dapat anda gunakan sebagai panduan memilih program affiliate yang akan menjadi kendaraan bisnis anda dalam meraih penghasilan di bisnis affiliate ini. Semoga bermanfaat.

Sumber : http://artikelindonesia.com/tips-memilih-bisnis-affiliasi.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dipromosi Lebih Cepat diKantor

5 Tips Untuk Dipromosi Lebih Cepat

Sukses dengan cepat, dipromosi lebih cepat atau dipercaya lebih banyak adalah dambaan setiap professional. Dibawah ini adalah beberapa tip yang bisa berfungsi sebagai “booster” karir Anda.

Tips 1. Network yang luas

Kembangkan “network” seluas-luasnya dengan orang-orang di dalam perusahaan (terutama mereka yang memegang key positions ). Caranya :

1. Bersikap sopan kepada siapapun juga. Ramah dan hargai orang lain.
2. Sapa setiap orang yang Anda jumpai ( say hello, basa-basi, pembicaraan informal, dsb )
3. Punyalah hati yang siap menolong orang lain setiap saat. Bantu kepusingan atasan dengan memberikan ide-ide yang positif. Tolong rekan Anda yang sedang overload dengan pekerjaan.
4. Secara berkala, kirim mereka email tentang berbagai artikel yang bermanfaat mendukung prestasi kerja mereka.
5. Bangun hubungan dengan SMS yang berisikan kata-kata motivasi.

Tips 2. Aktif melibatkan diri

Beberapa cara untuk melibatkan diri Anda aktif lebih jauh lagi, yaitu :

1. Terlibat dengan berbagai kepanitiaan yang ada ( misalnya jadi panitia gathering tahunan, panitia Natal, panitia acara 17 Agustus ).
2. Ajukan diri Anda menjadi ketua penggalangan dana untuk korban gempa bumi ( misalnya ), dsb. Intinya, dorong dan buatlah diri Anda dikenal hingga Top Management dengan berbagai keterlibatan ini .

Tips 3. Gaungkan kepintaran Anda

Saat Anda menggaungkan ”gong” kepandaian Anda, orang akan “melirik” pada kecerdasan yang Anda tebar. Dan ini akan menarik atensi para middle / top management perusahaan. Beberapa cara untuk lakukan hal ini :

1. Banyak menyumbangkan ide atau saran saat mengikuti berbagai rapat. Jangan berdiam diri saja dan menjadi pendengar yang manis, tetapi bersikaplah kritis, berikan saran-saran yang membangun, ajukan berbagai alternatif solusi
2. Rajin memasukan saran kedalam ”kotak saran” atau ”suggestion system” (kalau ada didalam perusahaan Anda
3. Rajin menulis kiat-kiat atau berbagai tips yang bermanfaat, kirimkan ke email perusahaan atau tempel di “majalah dinding” perusahaan atau bahkan terbitkan didalam “newsletter perusahaan”

Tips 4. Tingkatkan kemampuan komunikasi Anda

Kemampuan berkomunikasi adalah media bagi orang lain menilai “siapa diri Anda”. Tingkatkan kemampuan Anda didalam :

1. Tehnik melakukan presentasi kepada atasan
2. Cara meyakinkan atasan dan rekan kerja dari departemen lain
3. Tehnik menjual ide kepada orang lain
4. Tehnik bernegosiasi dengan bawahan, atasan dan rekan kerja

Semakin Anda menguasai berbagai ketrampilan diatas, semakin positif orang didalam mengenal kualitas Anda.

Tips 5. Pastikan Anda “Berprestasi dalam tugas”

Buktikan pada diri Anda, bahwa Anda mampu melaksanakan setiap tugas yang diberikan. Ciri-ciri orang yang berprestasi dan “capable” adalah :

1. Mampu menyelesaikan tugas-tugas tepat pada waktunya dan memberikan kualitas sesuai dengan permintaan
2. Mampu menyelesaikan berbagai masalah dan kesulitan yang muncul didalam penugasan ( problem solver )

Jangan lupa, tidak ada kesuksesan yang diperoleh secara gratis. Semuanya perlu usaha yang keras dan cerdas. Kapan lagi Anda mau mulai mempraktekannya? Bangkit dan langkahkan kaki Anda sekarang juga!.

Oleh : Freddy Liong, MBA,CBA – Success Working Habits Coach


Sumber : http://artikelindonesia.com/tips-untuk-dipromosi-lebih-cepat-dikantor.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

“WHOLE BRAIN APPROACH” Customer service

Bagaimana Menjalankan Prosedur sekaligus  Membuat Pelanggan Happy?

imagesPelanggan sekarang tidak mau tahu. Tampak semakin mudah bagi mereka untuk mengancam meninggalkan pemberi jasa saat kebutuhannya tidak dapat dipenuhi. Bukan sekali dua kali kejadian pelanggan yang menjerit “Kalau Anda tidak bisa berikan jasa yang saya inginkan, saya akan ke toko sebelah!”. “Kenapa anda tidak bisa, sedangkan maskapai penerbangan lain bisa?”.


Dengan persaingan yang luar biasa ketat, di dunia perbankan misalnya, setiap ‘frontliner’ ingin menanggapi dan memenuhi kebutuhan pelanggan sebisa-bisanya. Sistem dan prosedurlah yang kemudian dianggap sebagai penghambat. “Bisakah kredit saya cair dalam satu hari. Kan ada jaminannya deposito?”. “Rekening saya terdebet, uang tidak keluar, bisakah anda memberi saya uangnya?”. Bayangkan ‘panas’-nya pelanggan jika kemudian frontliners-nya berujar,”Oh, kami tidak bisa melakukannya. Prosedurnya tidak demikian.”. Bila ditanya, “Mengapa?”, jawaban berikutnya: “..memang peraturannya begitu”.

Inilah dilema “frontliner” di garis depan. Frontliners diharapkan untuk ‘menjual’ lebih banyak, sementara di sisi lain, kalau mereka melanggar prosedur, ancaman pelanggaranlah yang dihadapi. Tentu saja keberadaan prosedur penting. Sebenarnya, pelanggan pun tidak menghendaki para pejuang servis melanggar peraturan, “cutting corners” begitu. Tetapi, tidak adakah kreativitas untuk berupaya untuk membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Terkadang kekakuan pada prosedur yang tidak masuk akal-lah yang menjadikan pelanggan ‘meledak’. “Masakan mengganti tiket pesawat saja makan 2 hari kerja?”.

Sebenarnya integrasi kerja belahan otak kiri dan kanan akan sangat berguna untuk memecahkan masalah secara kreatif. Hanya dengan menggunakan pendekatan yang mengaktifkan kedua belah otak (whole-brain) maka solusi dapat dikeluarkan dengan lancar dan dilema dapat ditangani dengan sukses.

Menggunakan ‘Seluruh Otak’

Tidak Perlu Ber-IQ Tinggi

Setiap orang tahu bahwa pendidikan kita sangat berpihak pada otak kiri, yaitu semata mengasah logika berpikir saja. Intuisi, pengalaman dan perasaan yang menjadi bagian kerja belahan otak kanan seolah dianggap lebih “ringan”. Itulah sebabnya pada dua dekade lalu, dunia pendidikan beranggapan bahwa penajaman belahan otak kanan hanya merupakan bumbu pendidikan.

Dalam bekerja, pemahaman “corporate policy”, analisa bisnis, pemahaman logika  sistem dan prosedur digarap oleh belahan otak kiri. Kemampuan orang untuk membina hubungan emosional, menggunakan intuisi dilakukan oleh belahan otak kanan. Bila tidak mengoptimalkan kerja otak kanannya, maka kita melihat sikap kaku dari profesional yang terlihat sangat cerdas, namun sulit memenuhi keinginan pelanggan. Istilahnya: ‘Tidak “streetsmart”’.

Optimalisasi otak terjadi bila seseorang tidak berhenti pada penggunaan logika dan analisa, namun sekaligus mensintesanya dengan pengalaman yang pernah ia alami serta mengimajinasikan penerapan dari apa yang dianalisa. Sebaliknya, pengalaman di lapangan juga tidak bisa di-’rasa’-kan saja, tanpa dipikirkan, artinya perlu analisis dan  mengembalikannya ke esensi bisnis, peraturan perusahaan dan sistem prosedur yang ada. Dengan demikian kedua belahan otak difungsikan secara aktif.

Sumber : http://andrysianipar.com/2009/09/%E2%80%9Cwhole-brain-approach%E2%80%9D-customer-service/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kenali Gejala Pelecehan Psikologis

Pernahkah Anda menghadapi otoritas, misalnya saja orang tua Anda sendiri, atasan, dosen, atau ketua tim dengan rasa enggan dan tertekan? Terkadang keengganan diwarnai juga rasa takut, rasa bersalah, merasa tidak berarti, tidak berharga, sampai-sampai tubuh seakan kehilangan energi untuk bicara dan tak punya ambisi untuk berprestasi. Hati-hati, mungkin tanpa disadari, Anda adalah korban pelecehan psikologis.

Saya pernah punya atasan, yang di dalam rapat kerap ’membuktikan’ bahwa anak buahnya ’lagi-lagi’ tidak berprestasi, dan ia sebagai atasan-lah yang ’lagi-lagi’ harus turun tangan menyelesaikan semua masalah. Lucunya atasan seperti ini sering sekali mengeluh dan heran karena bawahannya tidak bisa mengembangkan diri. Ia tidak sadar bahwa sikapnya mempermalukan bawahan di dalam rapat tanpa memikirkan ’muka’ bawahan, menyudutkan bawahan tentang kesalahannya, tidak memberi kesempatan bawahan membela diri dan bersikap seolah-olah kesalahan tersebut selalu dilakukan bawahan, adalah bentuk pelecehan yang sering menyebabkan karyawan tidak bisa mengembangkan diri, lalu jadi cuek dan akhirnya apatis.

Rekan bisnis saya, pernah bekerja dibawah seorang atasan yang dari luar terlihat baik dan ramah. Dengan bertambahnya pengalaman, ia tidak jadi semakin pede atau bertambah asertif. Wajahnya kerap tertekan dan seringkali saya melihat matanya berkaca-kaca tanpa alasan bila membicarakan sesuatu yang serius. Ia tidak berani mengungkapkan opininya secara gamblang dan selalu memohon maaf bila berpendapat. Yang mengherankan, setelah tidak bekerja untuk atasan yang lama, teman saya ini kemudian berbicara lebih lantang, lebih tegas dan lebih gembira. Ia mengakui bahwa ketika itu ia merasa tidak berharga dan sangat takut berbuat salah. Ia tidak sadar bahwa situasi ini sebenarnya adalah pelecehan psikologis.

Pelecehan psikologis menjadikan suasana tidak kondusif. Dan, semua orang setuju bahwa suasana tidak kondusif adalah kontra produktif. Selain karyawan merasa tidak happy dan jadi tidak optimal dalam berkinerja, gejala ini merupakan bahaya laten bagi organisasi, karena karyawan cemerlang yang tidak suka dengan suasana kerja yang tidak manusiawi akan pindah kerja. Sebaliknya, mereka yang butuh pekerjaan, rela untuk tinggal di perusahaan dan mengorbankan kesejahteraan mental dan perasaannya demi gaji bulanan.

Jangan Ulang Kesalahan
Ada individu yang terus-menerus jadi bulan-bulanan sekedar karena ia kurang gesit dalam berjalan. Ada juga atasan yang langsung ’mencecer’ individu yang pernah ketahuan bermain game di jam kerja. Kita lihat bahwa asal pelecehan psikologis tidak selamanya karena kurangnya kinerja. Berbuat salah itu wajar, tetapi membuat kesalahan berulang kali adalah tindakan yang ceroboh karena membuat Anda jadi ’terlihat’ dan berpotensi menjadi bulan-bulanan empuk. Sebagai individu, kita perlu berhati-hati dalam berkinerja. Jaga kesigapan, ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai kerja anda kuat-kuat. Berpeganglah pada standar profesi yang dianut perusahaan tempat anda bekerja. Kita pun perlu memikirkan berbagai elemen pekerjaan lain selain pencapaian target, dankepatuhan pada sistem dan prosedur.

Jangan Ragu Perjuangkan Hak
Bila sudah terkena pelecehan, pindah kerja memang bisa jadi jalan keluar singkat. Tapi, rasa dendam dan hubungan yang tidak baik, mau tidak mau bisa mencemari spirit kita untuk berkarir di kemudian hari. Bisa jadi tumbuh rasa penghargaan diri yang rendah dan tampil dalam bentuk ketidakpercayaan diri. Inilah sebabnya kita dianjurkan untuk senantiasa menjaga ’muka’ sendiri, walaupun posisi kita berada di hirarki paling bawah sekalipun. Selain berbuat dan berprestasi baik, kita selalu harus yakin bahwa kita mempunyai hak hidup, hak bicara dan hak di respek sama seperti mereka yang menduduki jabatan yang paling tinggi sekalipun.
Kita juga perlu bersikap optimis. Sekali bersikap pesimis, maka kita memberi peluang bagi orang lain untuk menginjak hak kita lebih jauh. Kita perlu belajar mengemukakan pendapat dengan cara positif. Apa kenyataan, pendapat, perasaan dan harapan Anda, perlu bisa kita sampaikan dengan gamblang. Tidak mampunya kita mengeluarkan isi pikiran dan hati kita inilah yang jadi peluang bagi orang lain untuk melihat kesalahan kita.

Ingatkan Atasan Tentang Emosi
Seorang teman berkata bahwa bila dalam rapat ada orang lain yang dilecehkan, ia merasa seperti ada di dalam rumah yang sedang cekcok. Suasana jadi muram, gundah tidak bersemangat. Hal ini bisa kita jadikan argumentasi saat mengingatkan atasan untuk tidak melakukan pelecehan psikologis. Suasana kondusif itu mahal harganya. Sekali suasana rusak, sulit untuk membangunnya kembali. Atasan juga bisa diingatkan bahwa fairness perlu dijaga, bukan saja dalam hal finansial, kesempatan, tetapi juga secara emosional. Atasan-atasan seperti ini perlu diingatkan kembali tentang apa yang kita pelajari sejak kecil, yaitu ada hal-hal yang menimbulkan rasa kecut, takut, sedih, kecewa dan tidak berharga.
Pada dasarnya semua orang tidak ingin berbuat jahat. Besar kemungkinan bila kita menggunakan bahasa emosi seperti ini atasan baru bisa menyadari bahwa dia sudah menyentuh area yang sebenarnya tidak ingin ia sentuh juga.

Sumber : http://andrysianipar.com/2010/05/kenali-gejala-pelecehan-psikologis/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Strategi Knowledge Management di Tata Steel: Personalization dan Knowledge Diffusion

(Vibiznews – Strategic) – Strategi knowledge management yang dilakukan oleh Tata Steel terdiri dari 3 jenis, yakni codification, personalization dan knowledge diffusion. Artikel terdahulu telah mengulas mengenai seluk beluk strategi codification di Tata Steel. Berikut ini adalah ulasan mengenai dua strategi lainnya, yakni personalization dan knowledge diffusion.

Personalization
Personalization adalah kontribusi knowledge yang asalnya dari sekelompok orang atau grup.

1. Communities of Practice
Tata Steel membentuk bebagai Communities of Practice (CoP) atau Knowledge Communities untuk mendorong terjadinya knowledge transfer secara informal antara divisi dan departemen di Tata Steel. Tata Steel membentuk puluhan komunitas yang terpecah lagi menjadi sub-komunitas yang berfokus kepada area fungsional yang lebih kecil lagi. Mereka yang berada dalam komunitas bisa saling belajar satu sama lainnya mengenai aspek tertendu dalam area kerja mereka, antara lain iron making, steel making, rolling, maintenance, mining, waste management, cost engineering, energy management, HR, IT hingga KM. Melalui pertemuan komunitas, maka terdapat forum dimana karyawan memperoleh kesempatan untuk berdiskusi, berdebat, mencari benchmark baru, mengidentifikasi gap, menetapkan target, serta bereksperimen dan berbagi best practice.

Komunitas selain memperkaya tacit knowledge dan meningkatkan kualitas dari knowledge juga mempromosikan knowledge tersebut. Dalam komunitas tersebut terdapat berbagai macam peran, antara lain champion, expert, praktisi dan lainnya. Diskusi yang dilakukan oleh komunitas kemudian ditransfer kepada seluruh karyawan departemen, sehingga terjadi knowledge sharing di perusahaan.

2. Knowledge Manthan
Karyawan Tata Steel banyak yang termasuk dalam bagian produksi. Umumnya, karyawan ini punya knowledge yang kaya. Knowledge Manthan yang dimulai pada tahun 2004 dilakukan untuk memperoleh tacit knowledge dari lantai produksi serta memfasilitasi penyebaran knowledge tersebut secara horizontal. Hasil dari Knowledge Manthan sangat bagus, sehingga perusahaan mengembangkan inisiatif baru yakni ‘MASS’ pada tahun 2005, yang juga melibatkan karyawan lapangan. Banyak ide-ide yang diperoleh melalui Manthan sekarang digunakan juga pada ‘MASS’.

Knowledge Diffusion
Strategi ini berkaitan dengan disseminasi (penyebaran) knowledge dan menjadikannya tindakan yang konkrit, Proses yang disebut MASS (Manthan Ab Shop –floor Se) diluncurkan pada 2 Agustus 2005 dan digunakan untuk membekali karyawan produksi dengan tacit dan eksplisit knowledge serta menjadikannya tindakan konkret.

Program yang difasilitasi oleh KM Group ini terdiri dari 8 minggu, diikuti oleh satu karyawan dari masing-masing departemen yang terpilih (supervisor). Tahapan dari program ini antara lain: training dan definisi lingkup kerja, mencari asset knowledge baik dari karyawan shopfloor maupun expert, mengidentifikasi best practice, hingga dokumentasi dan penyebaran ke departemen.

Setelah dilakukan inisiatif ini, maka terdapat benefit antara lain luasnya penyebaran horizontal dari knowledge yang ada di perusahaan. Selain itu, panduan yang terstruktur dan interaksi dengan departemen dan expert sangat membantu dalam mengubah pemikiran para leader dan mengubah mereka menjadi ‘change agent; di lantai produksi.

Demikian sudah kami sampaikan secara lengkap 3 strategi knowledge management yang diambil oleh Tata Steel. Sehingga mungkin strategi ini bisa kita jadikan benchmark sebagai strategi pengelolaan knowledge management di organisasi.

Sumber : http://www.managementfile.com/journal.php?id=138&sub=journal&page=str_mgt&awal=60

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Digital Library Modelling: Supporting For Knowledge Management

Peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap informasi yang semakin tinggi membuat eksistensi perpustakaan semakin penting. Selain merupakan sumber informasi dan referensi berbagai jenis ilmu pengetahuan, perpustakaan juga memiliki peran strategis dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan. Pada sisi lain, hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian perpustakaan belum memanfaatkan information technology (IT) secara optimal dalam pengolahan pengetahuan. Akibatnya informasi dan referensi yang dimiliki perpustakaan tidak mudah diperoleh oleh publik untuk dikembangkan. Untuk itu, artikel ini membahas digital library modelling untuk mendukung penerapan model knowledge management, dan mempermudah perolehan informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan dari perpustakaan. Digital library modelling dibuat menggunakan pendekatan unifield modelling language (UML), dan digambarkan dalam bentuk: use case diagram, class diagram, state diagram, collaboration diagram, component diagram, dan screen prototype. Hasil implementasi digital library juga dibahas secara ringkas untuk memberikan gambaran lebih jelas.

Sumber : http://artikel.ilmuti.com/2010/10/03/digital-library-modelling-supporting-for-knowledge-management/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Personal Knowledge Management

1234Sadarkah Anda bahwa setiap harinya ada 1.000 situs web baru diciptakan? Sementara, setiap tahunnya, tidak kurang dari 30.000 jurnal hasil penelitian baru dipublikasikan. Ini adalah era ledakan informasi, di mana penyimpanan informasi, data dan buku tidak lagi bisa dilakukan secara statis di lemari arsip atau perpustakaan. Web sites sekarang lebih dinamis,  bisa setiap saat berpindah lokasi, nama dan ukurannya. Jurnal pun sedemikian seringnya di-“update”, diubah, dikembangkan, bahkan dihilangkan. Jadi, selain bertambahnya informasi, perubahannya pun sulit diikuti jika individu tidak pintar pintar me-manage-nya.

Beberapa waktu yang lalu Unilever Indonesia dan Bank Indonesia dinobatkan sebagai juara 1 dan 2 untuk organisasi dengan Knowledge Management terbaik di Indonesia. Hal ini berarti bahwa organisasi tersebut sudah bisa memanfaatkan informasi yang ada, menjadikannya pengetahuan yang diolah untuk berbagai kegiatan manajemen. Canggihnya sistem komputer di era digital inilah yang memungkinkan ini terjadi.

Di level individu, tidak semua orang terbiasa dan trampil me-manage informasi yang dimilikinya. Tidak jarang kita temukan, seorang manajer bahkan direktur “ngawur”, mengabaikan informasi yang ada, ketika akan mengambil keputusan, atau menganalisa  suatu gejala dalam situasi kerja. Sebaliknya, ada juga manajer atau direktur perusahaan berkutat dan terobsesi untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya sehingga tidak produktif karena kerap terlambat mengambil tindakan.

Individu, mau tidak mau perlu mempunyai taktik untuk mengelola informasi yang ia butuhkan untuk dijadikan dasar pengetahuan pribadinya. Banyaknya informasi perlu disikapi oleh individu, agar ia bisa mensistematisir dan mengembangkan ‘knowledge management’ pribadinya. Ada individu yang tidak sadar bahwa dia tidak tahu, namun mengembangkan suatu isu dengan pengetahuan yang tidak faktual dan belum terolah, alias: sok tahu. Sebaliknya ada individu yang tidak sadar bahwa ia sebenarnya tahu, tetapi tidak tahu bagaimana menggali pengetahuannya secara efektif. Personal knowledge management adalah strategi individual untuk menjinakkan informasi dan memanfaatkannya.

Sadari Apa yang Kita Tahu

Terkadang kita kagum saat bertemu seseorang yang bisa berbicara tentang segala hal dengan mengaitkan pengalaman pribadinya, pengetahuan, bacaan, pengamatan atau juga jurnal yang serius. Orang seperti ini terasa ’encer’ dan ’knowledgable’. Ia adalah contoh orang yang memiliki ”personal knowledge management” yang baik.

Terkadang individu mengabaikan dan tidak menghargai pengetahuan subyektif yang dimilikinya, yaitu wawasan, kesimpulan pribadi, hasil intuisi, pengalaman pribadi, ekspresi, nilai, maupun keyakinan pribadi. Pengetahuan ini seringkali disimpan dalam memori yang sulit dijangkau ketika memikirkan sesuatu. Yang kerap lebih ditonjolkan adalahpengetahuan obyektif, yaitu pengetahuan yang didapat secara formal, sebagai hasil belajar, analisa, mengikuti seminar, dan lainnya. Biasanya pengetahuan ini mudah diekspresikan karena dilengkapi dengan data penunjang, rumus, dan definisi.

Individu yang ingin memanfaatkan ’knowledge’-nya secara utuh, perlu mempunyai strategi mentransformasi potongan-potongan pengetahuan, baik obyektif maupun subyektif, sehingga memiliki ’database’ yang seimbang.

Cari, Pilih, Pilah, Beri Judul Pribadi

Informasi tidak secara ’gratis’ disuguhkan kepada anda. Untuk itu, individu dituntut untuk memiliki kemampuan mencari, mem-‘browse’, dan mengakses informasi yang dibutuhkan.Kita perlu mengaktifkan semua daya dan panca indera untuk memperoleh informasi.Pasang kuping, pasang mata, menajamkan rasa dan mengamati lingkungan sekitar, sama kadar pentingnya dengan melakukan browsing.

Selanjutnya, menyimpan semua informasi yang anda temukan tanpa terlebih dulu memilih dan memilahnya adalah tindakan yang salah, karena informasi hanya berguna  bila bisa dicari kembali. Informasi yang didapat, juga tidak akan berguna bisa kita tidak melakukan ’exercise’ dengan mengajukan ‘tanya-jawab’ pada diri kita sendiri, mengenai what, when, where, why dan how, bahkan ”what if” dan ”so what”. Kesimpulan dan hasil pengolahan ini adalah milik pribadi anda, paten anda, dan untuk itu, berilah judul pribadi terhadap semua informasi yang ingin anda simpan. Dengan sistematika ini,  cara fikir kita baru bisa dikatakan utuh.

Manusia hanya bisa mengingat dan mengolah 7 poin besar dalam satu momen tertentu dan kita perlu mengatur apa yang ingin kita ingat dan apa yang ingin kita lupakan. Apakah setiap poin itu diisi dengan informasi yang baru atau basi, yang lengkap atau tidak lengkap, mentah atau matang,  akan bergantung pada cara kita mengoperasikan otak kita. Dengan demikian otak juga menyediakan data yang ”fresh”, matang dan yang memang kita butuhkan.

Berpikir teratur, kontinyu, optimal dan efektif adalah tantangan intelektual abad ke-21 ini.

Sumber : http://andrysianipar.com/2009/09/personal-knowledge-management/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

seberapa pentingkah knowledge management bagi ukm?

Secara umum, lemahnya daya saing merupakan faktor utama yang menyebabkan usaha kecil menengah (UKM) kita kurang berkembang di pasar global. Bila kita telaah lebih jauh, ternyata permasalahannya ada pada kurangnya pengetahuan (knowledge) yang dimiliki dari para pengusaha tersebut. Wajar saja, karena memang mayoritas pendidikan pengusaha kecil menengah di Indonesia masih rendah.

Padahal seperti telah diketahui, pengetahuan memegang peranan yang sangat penting dalam kemajuan perusahaan. Semakin unggul pengetahuan suatu perusahaan dan sumber daya manusianya (SDM) maka akan semakin tinggi daya saing perusahaan di pasar global.

Contohnya adalah kesuksesan Microsoft dalam menjadi salah satu perusahan Information Technology (IT) terbesar di dunia. Sangat terbukti, bahwa Microsoft berhasil karena kekuatan pengetahuan yang dimiliki oleh pendiri dan pegawai-pegawainya. Lihat saja, harga saham Microsoft yang dihargai tinggi oleh masyarakat bukan dihitung berdasarkan aset yg dimiliki microsoft, namun lebih karena Microsoft memiliki pegawai dengan pengetahuan yang di atas rata-rata perusahaan lain.

Namun, pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara yang efektif dan efesien dalam meningkatkan pengetahuan di sebuah perusahaan? Berapa banyak dana yang harus dikeluarkan untuk mengirim karyawan ke lembaga pelatihan, sekolah, atau seminar agar terjadi peningkatan pengetahuan? Lalu, bagaimana bila perusahaan anda memiliki karyawan yang lumayan banyak? Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Inilah beberapa pertanyaan yang biasa diajukan para pengusaha maupun pemimpin perusahaan. Namun, mau tidak mau, proses peningkatan pengetahuan tetap harus dilakukan. Karena, salah satu kunci untuk memenangi kompetisi adalah kekuatan dari karyawan yang cerdas atauknowledge worker. Semakin cerdas dan pintar karyawan di perusahaan anda, maka akan semakin mudah pula perusahaan anda menghadapi perubahan dan memenangi kompetisi.

Salah satu solusi yang menarik saat ini adalah dengan menerapkan sebuah sistem yang mampu meningkatkan pengetahuan di internal perusahaan yang dinamakan sistem knowledge management.

Sederhananya, knowledge management merupakan sebuah sistemdatabase berbasis web yang berguna dalam mengelola seluruh pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan dan pegawainya. Mengelola disini tidak sebatas menyimpan, namun juga menciptakan budaya pembelajaran di lingkungan karyawan melalui proses pertukaran pengetahuan. Sehingga, akan memudahkan karyawan dalam melakukan pembelajaran secara mandiri dan memudahkan dalam memberikan solusi bagi masalah-masalah yang dihadapinya maupun yang dihadapi pelanggan.

Dengan begitu, maka proses peningkatan knowledge seluruh karyawan tidak memakan biaya besar dan waktu yang lama. Dan secara perlahan tapi pasti, budaya pembelajaran akan semakin tumbuh di lingkungan perusahaan. Alhasil, perusahaan pun bisa percaya diri berkompetisi untuk menjadi yang terbaik.

Contoh baru-baru ini yang paling menarik adalah IBM. Pada akhir tahun 2000, pertumbuhan perusahaan yang terkenal dengan bisnis personal computer (PC) dan semikonduktor itu terus merugi. Namun, pada akhir tahun 2005, IBM mencatatkan pendapatan perusahaan yang luar biasa. Earning per share IBM menjadi 4,87 dollar US pada tahun 2005.

Lalu, apa kuncinya sehingga IBM berhasil kembali menjadi perusahaan yang sangat menguntungkan? Ternyata, salah satu yang dilakukan IBM adalah dengan membangun motivasi karyawan dan menciptakan kompetensi karyawannya melalui penerapan knowledge management. IBM percaya bahwa dengan peningkatan motivasi dan kompetensi karyawan yang signifikan, maka perusahaan akan bisa menciptakan produk dan solusi bagi pelanggannya.

Di Indonesia, setidaknya ada beberapa perusahaan yang telah menerapkanknowlegde management. Di antaranya adalah PLN, UTE Pandu engineering selaku anak perusahaan United Tractor, dan Wijaya Karya. Alasan yang dikemukakan perusahaan-perusahaan tersebut hampir sama, yakni untuk menciptakan budaya pembelajaran dan mempermudah penciptaan solusi, yang pada akhirnya mampu meningkatkan kapitalisasi perusahaan.

Nah, berkaca dari perusahaan-perusahaan besar yang sukses menerapkan knowledge management, timbul pertanyaan. Apakah usaha kecil menengah (UKM) perlu juga menerapkan sistem knowledge management? Seberapa pentingkah?

Jawabannya cukup sederhana, sangat penting. Kenapa? Seperti kita ketahui, salah satu penyebab UKM kurang memiliki daya saing yang tinggi adalah karena mayoritas pendirinya hanya berpendidikan SMP dan SMU. Sehingga, kemampuan bersaing di tingkat global menjadi terbatas. Untuk itu, peningkatan knowledge bagi UKM dan seluruh pegawainya menjadi suatu keharusan.

Atau bila menggunakan logika sederhana, bila perusahaan besar menerapkan knowledge management untuk pertumbuhan perusahaannya, tentunya UKM harus lebih serius lagi dalam menerapkan knowledge management. Sehingga UKM bisa melakukan lompatan lebih jauh agar bisa cepat menjadi perusahaan besar.

Dalam sistem knowledge management, setidaknya ada tiga proses yang harus dilakukan. Proses pertama adalah eksplorasi, yaitu melakukan pemetaan dalam organisasi mengenai knowledge yang dimiliki oleh setiap divisi, baik yang berhubungan dengan sumber daya manusia, produk, pasar, maupun pelanggan. Dengan begitu, maka akan mudah dilakukan proses pencarian dan pengumpulan seluruh pengetahuan yang dimiliki perusahaan maupun pengetahuan yang dikuasai oleh tiap pegawai.

Kedua, proses pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan cara memanfaatkan pengetahuan tersebut secara maksimal. Bisa dengan pertukaran antar individu maupun secara perorangan. Atau, bisa dilakukan melalui forum interaktif untuk berbagi pengetahuan secara online. Pada tahap ini, akan tercipta budaya pembelajaran yang semakin lama semakin kuat. Kenapa? Karena pada dasarnya setiap orang haus akan informasi dan pengetahuan. Akibatnya, perusahaan pun akan semakin kaya akan orang-orang yang kuat pengetahuannya.

Ketiga, proses mencari dan menciptakan pengetahuan baru. Tahap ini akan terjadi bila telah terjadi budaya pembelajaran yang kuat dalam perusahaan. Dan juga, kumpulan knowledge yang sebelumnya dimiliki perusahaan dalam sistem knowledge management tidak lagi mencukupi. Sehingga, tiap orang dalam perusahaan akan berusaha untuk mencari dan menemukan pengetahuan yang baru. Alhasil, kumpulan pengetahuan dalam sistemknowlegde management menjadi terus berkembang yang pada akhrinya akan menjadi sumber pengetahuan perusahaan yang lengkap dan updateatau terus diperbaharui.

Nah, bila perusahaan Anda masih tergolong UKM, maka penerapan knowledge management akan menjadi suatu tantangan menarik. Apalagi bila sudah banyak terbukti mampu menigkatkan daya saing perusahaan.

Siapkah perusahaan Anda berkompetisi? ***

Sumber : http://kolumnis.com/seberapa-pentingkah-knowledge-management-bagi-ukm.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
 Page 2 of 3 « 1  2  3 »